My Personal Life

Karena “Pernah Salah”, Selanjutnya Menjadi Pembelajaran

Rok22 Juli 2016. Ini sepertinya hanya kecelakaan kecil di jalan raya. Tapi, karena kali kedua (kok jadi kayak lagunya Raisa), maka pengin saja menuliskan di blog. Kali kedua, yap! Tapi bukan berarti aku tidak belajar dari kesalahan  🙂

***
Aku menuju Gatot Subroto dengan memesan gojek. Belum sampai setengah jalan, mendadak hujan. Karena mantel hanya satu, kami berteduh hingga hujan reda. Lumayan, awet hujannya. Hampir satu jam-an.

Kami lanjut begitu hujan reda dan hanya menyisakan gerimis kecil. Baru beberapa menit jalan sesuatu seperti menarik rokku dari bawah. Semakin lama semakin kuat. Menyadari rokku terlilit gir motor, aku meminta si bapak driver menghentikan motornya. Memaksanya untuk berhenti krn aku harus mengulang memintanya berhenti b’brapa kali.

Karena keadaan sudah tak memungkinkan melanjutkan roda memutar maju (untuk menepi) yang artinya akan semakin menarik rokku, terpaksa kami berhenti di tengah jalan, tentu saja menganggu lalu lintas sampai-sampai metromini pas dibelakangku harus berhenti lama untuk menunggu. Aku memberi kode dengan tangan dan meminta maaf. Aku tak  perlu terpengaruh prasangka orang (mengganggu lalu lintas) dan tetap tenang.

Rokku tanpa resleting. Bagian pinggang hanya terbuat dari karet yang lentur. Aku bahkan sambil terus memegangi agar tidak melorot dan tetap berpikir jangan sampai itu membuka auratku. Oh Tuhan, bahkan aku tak memakai celana pendek hihi…  Sedangkan tarikan lilitan sudah hampir mencapai setengah tinggi rok. Untung rok terbuat dari kain yang lentur, jadi dapat melar saat tertarik meskipun kain menjadi menipis dan agak transparan.

Setelah motor berhenti, aku melihat driver bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Lalu aku memberinya aba-aba. Memintanya menyetandarkan motor lalu memutar roda ke arah berlawanan (mundur). Ini akan membuat sedikit-demi sedikit lilitan mengendur dan lama-lama mudah ditarik untuk lepas. Namun ternyata tak semudah itu karena lilitan sudah terlanjur tebal.

Bersyukurnya ada seorang pengendara motor lain langsung berhenti begitu melihat, lalu membantuku menarik kuat-kuat lilitan rokku sampai terlepas. Sebagian yang lewat memberi saran untuk menggunting saja yang artinya aku akan kehilangan sebagian tinggi rok dan nantinya kakiku…???

Dengan keadaan rok seperti itu mau tidak mau aku harus balik dulu untuk mengganti rok lain. Aku bahkan tidak menyesal atau menggerutu dalam hati sedikitpun. Rasanya seperti, aku berusaha mensyukurinya alih-alih mengeluh. Meski telatnya harus bertambah-tambah. Berhenti lama karena hujan, ditambah harus balik dulu untuk mengganti rok lain. Atau karena harus kehilangan satu-satunya rok berwarna maroon untuk memadupadankan atasan berwarna merah (hahah… ga penting)

IMG_20160428_010942

Ya, memang ini kali kedua. 28 April 2016. Sebelumnya rokku jg pernah kesrimpet seperti ini. Bedanya, saat itu driver tahu apa yang harus dilakukan dan lilitannya memang tidak separah yg kedua. Karena “pernah salah” tersebut, bukan bararti aku tak belajar dari kesalahan dan tidak berhati-hati sehingga terulang.

Apakah lantas aku tidak seharusnya menggunakan rok? Kadang aku tidak merencanakan apakah akan mengendarai gojek sehingga bisa memutuskan apakah sebaiknya aku mengenakan celana panjang saja. Dan pula, mau tidak mau aku harus memadukannya dengan rok untuk atasan yang tidak panjang hingga paha, karena risih. Sejak kejadian pertama, aku selalu melipatkan rokku diantara jepitan dua kaki agar kainnya tidak berurai untuk menghindari kain kesrimpet lagi jika naik gojek. Namun karena hari itu hujan, motor basah, rok pun terciprat basahan roda motor yang bergesekan dengan aspal basah. Karena rok ikut basah bagian bawah, permukaan menjadi lebih keset sehingga memperbesar kemungkinan gesekan dan terlilit gir motor.

***
Saat pertama kali salah, bisa jadi kita tidak tahu apa yang harus dilakukan. Adalah hal yang wajar jika kita mendapat pemecahan dan jalan keluar dari orang lain, lalu kita belajar setelahnya. Karena “pernah salah” kita jadi tahu bagaimana merespon dengan tepat jika dihadapkan pada hal yang sama meski pada kadar yang berbeda.
***

Dan yang paling penting adalah Tuhan selamatkan nyawaku, kali kedua untuk hal yg sama. Alhamdulillah… Sempat baca artikel tentang himbauan untuk berhati-hati bagi pengendara motor yang menggunakan rok panjang. Beberapa menyebabkan kecelakaan fatal bahkan kematian akibat rok yang kesrimpet.

Kindness

Sweet (little) Boy

downloadJangang Buang Sampah Sembarangan, Dong!!!

Tiga anak menyetop angkutan yang kutumpangi, lalu naik. Dua anak dengan umur sebaya usia SMP, keduanya perempuan, sedang satunya laki-laki seumuran SD dan merupakan adik dari salah satunya, aku ketahui dari cara ia memanggil si kakak. Sepertinya mereka usai les karena masing-masing membawa ransel, ini weekend.

Suasana yang kosong membuatku akhirnya (iseng) memperhatikan tingkah-polah mereka. Kesemuanya sambil menikmati pop drink di tangan masing-masing. Cuaca yang panas membuat mereka tak memerlukan waktu lama untuk menghabiskan minuman hingga sisa terakhir. Saat minuman habis, kedua anak perempuan membuang sampah gelas plastiknya ke kolong bangku.

Si anak lak-laki, yang juga paling kecil, mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Namun, meskipun tahu bahwa itu hal yang baik, keduanya abai dengan nasehat si adik. Direspon dengan haha-hihi, si laki-laki menyuruh mengambil lagi sampah yang mereka buang. Beberapa kali tidak digubris, akhirnya ia sendiri yang mengambil dua sampah tersebut. Kini ditangannya ada 3 sampah gelas plastik bekas minuman, menentengnya dengan “sebel” sampai turun dari angkutan dan membuangnya pada tempat yang seharusnya.

Si dua perempuan tertawa geli, pun aku.

Padahal aku juga kadang begitu. Nyemil diangkutan, lalu asal buang sisa bungkusnya ke kolong 🙂 Masih keinget, pernah pas di bus aku makan jeruk dan meninggalkan kulitnya di selipan kursi yang kududuki. Apesnya, ada ibu-ibu pake seragam (ga tau seragam PNS atau instansi apa) melihat “kelakukan”ku dan menyuruhku mengambilnya hihi…

Aku Anter Ya, Kakak.

Pulang kantor, o’owww…. jalan terputus karena sedang digunakan untuk acara.  Hmmm….putar balik terlalu jauh. Baru sekitar dua bulan di tempat sekarang, belum tahu gang-gang disekitar kecuali yg memang biasa dilewati.

Aku lihat ada sekelompok anak-anak sedang bermain. Tanya jalan, beberapa menjawab hampir bersamaan sambil menunjuk gang sempit yang ternyata tidak terlalu jauh di sebelah kanan. Tak cukup sekedar menjelaskan bahwa gang itu nantinya tembus ke jalan yang aku maksud, salah satu anak laki-laki seusia SD berjalan kearahku yang tadinya mulai melangkah meninggalkan. Ok, aku menunggu sampai kami satu baris sejajar. Dia mengantarku sampai tepat di mulut gang.  Terimakasih ya…